Seorang menteri di pemerintahan Prancis telah bermufakat untuk menghadapi peningkatan baju yang berhubungan dengan budaya Muslim di sekolah-sekolah Prancis. Menurutnya, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai sekularisme Prancis. Pap Ndiaye, menteri pendidikan, membuktikan fenomena itu sebagai “gelombang” yang disupport oleh influencer agama online.
Semenjak 18 tahun lalu, Prancis melarang simbol-simbol agama dan baju di sekolah-sekolah dalam upaya untuk mencegah gadis-gadis Muslim mengenakan cadar. Tapi, Ndiaye mengatakan, para influencer, terutama di TikTok, mendorong gadis-gadis muda untuk melanggar aturan hal yang demikian dengan datang ke sekolah mengenakan abaya, yang insidennya meningkat sebesar 40 persen pada tahun 2021. “Kami akan melaksanakan apa yang dibutuhkan untuk mengendalikan pengaruh berbahaya dari para agitator Islam ini. Republik lebih kuat dari TikTok,” kata Ndiaye, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (15/10/2022). Prancis yaitu rumah bagi kelompok sosial imigran besar dan sekitar 6 juta Muslim, banyak dari mereka membenci sikap negara itu kepada baju keagamaan sebagai produk dari sekularisme dasarnya.
Pekan ini, perseteruan pecah antara murid dan polisi di sebuah sekolah di pinggiran kota Paris untuk kedua kalinya, setelah kepala sekolah melarang abaya. Para menteri juga memberi anjuran bahwa Islamis online juga menargetkan buah hati laki-laki, mendorong mereka untuk mengenakan baju seperti thawbs. Tapi, para guru telah mengucapkan kebingungan mengenai apakah thawb dan abaya yaitu baju keagamaan atau apakah mereka semestinya dianggap sebagai barang budaya, yang memunculkan pertanyaan apakah mereka semestinya dilarang. Didier Georges, anggota serikat kepala sekolah, mengatakan kepada The Times: “Kami berharap aturan yang terang bahwa kami tidak semestinya menafsirkannya.”
Bahasa prancis mempunyai peran penting dalam pergaulan di gelanggang internasional. Untuk itu, program studi berbau bahasa Prancis, bagus itu slot spaceman Sastra Prancis ataupun Pendidikan Bahasa Prancis banyak diminati oleh pelajar internasional, tak terkecuali di Indonesia.
Bahasa Prancis mempunyai lebih dari 300 juta penutur di lima benua dan menjadi bahasa resmi di 32 negara. Hal inilah yang membikin bahasa Prancis mempunyai peran kuat dalam pergaulan internasional
Menginfokannya situs ifi-id.com, bahasa Prancis juga menjadi bahasa diplomasi. Pasalnya, bahasa ini menjadi satu dari enam bahasa resmi yang dipakai di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dengan demikian itu, bahasa Prancis menjadi bahasa yang dipakai dalam sidang PBB dan organisasi dunia lainnya seperti UNESCO, NATO dan International Red Cross.
Tidak sekadar menjadi bahasa diplomasi, bahasa Prancis juga mengendalikan peran penting dalam perkembangan dunia pendidikan dan penelitian. Kecuali dikenal, Prancis merupakan salah satu negara yang mempunyai budaya penelitian yang kuat di berjenis-jenis bidang.
Sehingga banyak dipakai dalam berjenis-jenis publikasi ilmimah dan konferensi internasional.
Sebagian pendidikan dan penelitian, tentu saja bahasa Prancis juga menjadi salah satu bahasa yang penting dalam bidang ekonomi dan bisnis lho, Sobat Medcom. Kans perusahaan multinasional seperti Danone, Carrefour, L’oreal, dan Michelin merupakan perusahaan asal Prancis yang telah mendunia.
Hal ini yang membikin bahasa Prancis dinobatkan menjadi bahasa bisnis ke-3 di dunia sesudah Inggris dan Mandarin.
Nah, dengan menguasai skill bahasa Prancis, tentu akan memberi poin tambah bagi kau untuk menembus persaingan global.
Pendidikan ini kemudian dilirik oleh sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, dengan membuka program studi sastra ataupun pendidikan bahasa Prancis. Salah satunya merupakan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan prodi Pendidikan Bahasa Prancisnya.